TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Event Jatim Halal Fest Diduga Tega Sengsarakan Pelaku UMKM, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Avatar

Jatim Aktual Surabaya, | Masih ingat Event Besar di Jawa Timur beberapa hari lalu? Sungguh spektakuler di media massa seolah kegiatan yang ber tajuk “Jatim Halal Fest” yang digelar oleh Kadin Jatim bekerja sama dengan EO Syakaa dan Beberapa pihak lainnya di Jatim Expo menjadi trending dan mengangkat nama jawa timur di kancah nasional, namun. Fakta dilapangan berbeda, Pelaku UMKM yang sudah antusias bergabung dan mendaftarkan usaha mereka dengan pembayaran yang cukup tinggi, rupanya jauh dari kata sejahtera, adanya para pelaku UMKM ini mayoritas ‘menjerit’ bahkan merasa di dzholimi oleh pihak penyelenggara/Event Organizer (EO)

Informasi yang dihimpun awak media gejolak tersebut sebenarnya sudah dari awal tepatnya sebelum acara tersebut digelar, modus-modus dugaan ‘pemerasan’ itu muncul semenjak proses pembayaran sewa tenant yang harganya bervariasi. Mulai dari kisaran 3 jutaan hingga belasan juta. Belum bicara persoalan sponsor.

“Saya tertarik, karena acaranya pemprov. Dan di plyer, juga rapat yang sempat digelar memang menjanjikan, bahkan pihak EO menjajikan 30ribu pengunjung sehingga bisa dikatakan mampu mensejahterakan UMKM maskipun sewanya tinggi, tapi fakta dilapang selain fasilitas tempat yg sudah tidak sesuai, pembayaran ditekan agar segera dilunasi, pengunjung hanya kisaran berapa ratus, sehingga sehari dari penjualan itu kadang hanya dapat omset 20 ribuan, begaimana kami tidak membrontak, wong ini jelas pembohongan publik, dengan embel-embel logo pemprov. dan beberapa pihak lainnya termasuk Syakaa yang jadi EO dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang didalamnya juga ada petinggi Jatim.” Keluh salah satu pemilik stand kepada awak media.

Lebih lanjut pihaknya megeluhkan terkait menghilangnyan EO dari group yang dibuat untuk para penyewa tenant, Saat dimintai pertanggung jawaban, ternyata. group tersebut tiba-tiba di privat, hanya admin yang bisa mengirim pesan. Sehingga pihak Pelaku UMKM tidak tau mau komunikasi kepada siapa saat semua pihak seolah lepas tanggung jawab.

Bahkan di salah satu group acara tersebut ada yang berkomentar pedas, yang isi chatnya sebagai berikut.

“Ijin bicara sedikit…semoga saya salah persepsi…

Sejak hari kedua saya berpikir keras mengapa EO bisa sampai segini parahnya dalam menghandle acara? Saya telaah satu persatu…

1. Nama event “JATIM” Halal Fest.
2. Di umbul2 dan di postingan IG ada logo pemprov jatim dgn slogannya “jer basuki mawa beya”

Sehingga muncul pendapat bahwa event ini sesungguhnya event pemprov yg dikemas oleh EO tertunjuk atau EO pemenang proposal tender..

Jika memang benar adanya bahwa pemprov adalah pemrakarsa event ini, maka skenarionya bisa jadi begini :

1. Pemprov punya alokasi dana hibah yg berlebih dan mencari kemana mereka akan hibahkan dana tsb.
2. Halal Fest sbg sebuah brand yg dimiliki oleh Syakaa Organizer memenangkan tender atau tertunjuk utk mendapatkan dana tsb.
3. Maka dibuatlah event kemarin.

Biasanya dana hibah akan cair 6 bulan setelah ttd surat/kontrak dgn pemprov, sedangkan judul HALAL FEST ini sangat berkorelasi dgn bulan ramadhan. Sehingga :

1. EO mengejar momen sebelum ramadhan
2. Dana blm cair sehingga EO harus nalangi dulu
3. Terjadilah HTM, fee sewa tenant yg tdk murah, serta MINIMALISIR budget dgn menggunakan vendor yg tdk kredibel ataupun misal kredibel, dananya minim sekali bahkan kepanitiaanpun menggunakan volunteer.

Yg dikejar apa? 1 doang, LPJ ke pemprov.

Mengapa saya berpikir begini? Ada bbrp indikasi :

1. Tdk hadirnya bu khofifah pada acara. Bisa jadi disengaja oleh pemprov supaya pemberitaan tdk menyebar luas bobroknya.
2. Event sebesar itu tp gaungnya kecil. Apakah memang disembunyikan dari masyarakat? Bahkan media partner di lokasi juga tdk terlihat

Semoga saya salah” tulis salah satu anggota group “Khusus Tenant Halal Fest

Hingga berita ini dinaikkan, pihak Redaksi terus mencoba menggali informasi terkait penggelaran event jatim halal fest.

Nantikan berita tanggapan dari pihak-pihak terkait. (Rls)

Editor: Sugeng hariya