Barantin Kurang Peduli, Ekspor Sarang Walet Turun; ARPG Minta Komisi IV Lakukan Pengawasan

Avatar

Selasa, 30 September 2025 - 21:33

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatimaktual.com, Jakarta – Kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Kalimantan pada 29-30 September 2025 diharapkan bisa menyikapi dan mengevaluasi persoalan serius di tubuh Badan Karantina Indonesia (Barantin). Aliansi Relawan Prabowo Gibran (ARPG) menilai Barantin gagal berfungsi sebagai regulator ekspor sarang burung walet yang bernilai devisa besar bagi negara.

Menurut Koordinator Nasional ARPG, Syafrudin Budiman SIP (Gus Din), Barantin seharusnya menjadi garda depan menjaga kepentingan nasional. Namun kenyataannya, lembaga ini justru melemahkan pelaku usaha melalui regulasi yang berbelit dan kebijakan kuota ekspor yang tidak jelas. Ironisnya, Komisi IV DPR RI tidak melakukan evaluasi serius, bahkan terkesan memberi legitimasi atas kinerja Barantin yang buruk.

“Indonesia adalah penghasil sarang burung walet terbesar di dunia, tapi justru tersandera kuota pembatasan ekspor. Padahal, jika dimaksimalkan, potensi devisa bisa mencapai triliunan rupiah per tahun,” tegas Gus Din dalam keterangan persnya, Selasa (30/9/2025) di Jakarta.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

BACA JUGA :  Kepala Bappeda Sumenep : RAD-PG 2025-2029 Merupakan Salah Satu Upaya Dalam Menekan Angka Stunting

Belasan Perusahaan Tersendat, Ratusan Ribu Pekerja di-PHK

ARPG mencatat belasan perusahaan eksportir sarang burung walet saat ini tidak bisa melakukan ekspor akibat kebijakan kuota dan aturan berbelit. Imbasnya sangat serius: ratusan ribu tenaga kerja terpaksa di-PHK karena perusahaan tak mampu lagi menanggung beban operasional tanpa kepastian ekspor.

“Akibat regulasi yang gagal berfungsi, banyak perusahaan resmi tidak bisa kirim barang ke luar negeri. Ratusan ribu pekerja menjadi korban PHK massal, sementara aktivitas ilegal justru semakin marak. Ini ironis dan sangat merugikan negara,” ujar Gus Din.

Regulasi Membunuh, Ilegal Justru Subur

ARPG menilai kebijakan Barantin tidak sinkron antarinstansi, perizinan berbelit, serta aturan yang kerap berubah. Kondisi ini membuat eksportir resmi terhambat, sementara praktik ilegal justru semakin leluasa.

BACA JUGA :  DPD LDII Blora Gelar Silaturahim Kebangsaan

“Mandat ganda Barantin untuk memperlancar ekspor sekaligus menekan ilegal justru gagal berfungsi. Yang terjadi, ekspor resmi hancur sementara ilegal berkembang,” ujarnya.

Komisi IV Lalai, Publik Kecewa

ARPG juga menyoroti sikap Komisi IV DPR RI yang dianggap lalai dalam fungsi pengawasan. Kunjungan kerja ke daerah tidak menghasilkan evaluasi tegas terhadap Barantin.

“Alih-alih menekan perbaikan, Komisi IV justru terlihat memberi restu atas kebijakan yang merugikan negara dan pelaku usaha. Seharusnya Komisi IV menjadi ujung tombak koreksi, bukan tameng kegagalan lembaga,” tambahnya.

Kepala Barantin Diminta Mundur

Lebih jauh, Gus Din mendesak agar Kepala Barantin segera mundur jika tidak mampu menyelesaikan persoalan ekspor sarang burung walet. Menurutnya, kepemimpinan saat ini tidak bisa memberi solusi nyata, sementara devisa negara terus merosot dan ratusan ribu tenaga kerja sudah kehilangan pekerjaan.

BACA JUGA :  Komandan Kodim 0808/Blitar Pimpin Upacara Pemakaman Prajurit Secara Militer

“Kalau Kepala Barantin tidak mampu, lebih baik dicopot saja. Harus ada sosok baru yang bisa mengakomodasi aspirasi petani, pekerja, dan pengusaha walet,” tegasnya.

Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan

Sebagai penutup, ARPG menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Jika Barantin tetap gagal berfungsi, Presiden Prabowo Subianto seharusnya turun tangan langsung mengevaluasi kinerja Kepala Barantin, demi menyelamatkan devisa negara, melindungi tenaga kerja, dan memastikan visi besar Asta Cita di bidang ekspor pertanian dapat terwujud.

“Bapak Presiden harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Kepala Barantin. Jika terbukti gagal, maka langkah tegas berupa pergantian pimpinan adalah solusi terbaik,” pungkas Gus Din.***

Follow WhatsApp Channel jatimaktual.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bamsoet Apresiasi Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Presiden RI ke-2 Soeharto
Ketua DPD Kawal Gibran Bersama Bondowoso Dukung Soeharto dan Gus Dur Ditetapkan Pahlawan Nasional
Perhatian Besar Pemerintah bagi Kesejahteraan Petani
SPPG Pangarangan Sumenep Hadir pada Sosialisasi Kebijakan Sistem dan Tata Kelola Program MBG dari BGN
Perkuat Pertahanan Siber Nasional, Bamsoet Dorong Pemerintah Segera Ratifikasi Konvensi PBB dan Sahkan RUU Keamanan dan Ketahanan Siber
Bamsoet Apresiasi Linknau Tampilkan Inovasi Digitalisasi Logistik di Tech in Asia Conference 2025
Sinergi Pers dan TNI Kian Erat, PJS Babel Beri Penghargaan kepada Kodim 0413/Bangka
Rivqy Abdul Halim DPR RI Apresiasi Aksi Buyback Saham Bank Mandiri, Dinilai Strategis dan On The Track

Berita Terkait

Selasa, 11 November 2025 - 17:11

Bamsoet Apresiasi Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Presiden RI ke-2 Soeharto

Sabtu, 8 November 2025 - 11:02

Ketua DPD Kawal Gibran Bersama Bondowoso Dukung Soeharto dan Gus Dur Ditetapkan Pahlawan Nasional

Sabtu, 8 November 2025 - 09:45

Perhatian Besar Pemerintah bagi Kesejahteraan Petani

Kamis, 6 November 2025 - 18:34

SPPG Pangarangan Sumenep Hadir pada Sosialisasi Kebijakan Sistem dan Tata Kelola Program MBG dari BGN

Kamis, 6 November 2025 - 15:31

Perkuat Pertahanan Siber Nasional, Bamsoet Dorong Pemerintah Segera Ratifikasi Konvensi PBB dan Sahkan RUU Keamanan dan Ketahanan Siber

Berita Terbaru