Ketika Dendam Koruptor Bertemu Geng Solo : Targetnya Prabowo

Avatar

Kamis, 4 September 2025 - 19:59

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Catatan dari Podcast Analisa Intelejen Kol. Purn. Sri Rajasa Chandra.

Jatimaktual.com, Jakarta – Demo itu biasanya sederhana. Ada isu, ada massa, ada polisi, selesai. Tapi demo kali ini rumit. Jalurnya berbelok-belok. Awalnya isunya jelas: usut Jokowi, usut Gibran lewat DPR. Tapi entah bagaimana, tiba-tiba DPR yang jadi sasaran.

Rumah Sahroni diserbu. Rumah Uya Kuya dijarah. Rumah Sri Mulyani hampir hancur. Semua diarahkan ke DPR. Pesannya jelas: _”jangan coba-coba bongkar masa lalu Jokowi.”_

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kolonel (Purn) Sri Rajasa Chandra, pakar intelijen, membaca ini dengan mata tajamnya: ini bukan demo murni. Ini demo yang dibajak. Ada yang mendanai. Ada yang mengatur. Ada yang mengalihkan isu.

Siapa pendananya? Ia menyebut satu nama: Riza Chalid. Lama mengendap, kini muncul lagi. Dendam karena kasus besar yang menyeretnya. Logistik demo butuh uang, dan dia punya alasan untuk membayar.

BACA JUGA :  Warga Sampang Meriahkan Kampanye Amin di Pamekasan dengan Atribut Bela Palestina

Siapa operatornya? Geng Solo. Mereka yang menggerakkan. Menyebar narasi. Mengatur target. Menyulut massa. Dan yang paling berbahaya: membelokkan arah. Dari “usut Jokowi-Gibran” menjadi “gusur DPR”.

Lalu siapa target akhirnya? Prabowo.
Strateginya dua langkah:

1. Bekukan DPR lebih dulu dengan teror. Biar ciut. Biar tak berani buka kasus lama.

2. Setelah itu, lempar bola ke Presiden. Tampilkan pemerintah sebagai lamban, aparat sebagai kacau, TNI sebagai salah langkah.

Ya, TNI. Itu juga bagian dari skenario. Kostrad diturunkan ke jalan. Bahkan Asintel Kostrad sempat bicara di depan massa. Itu aneh. Biasanya polisi tidak suka berbagi panggung. Tapi kali ini justru dibuka lebar. _“Itu jebakan,”_ kata Sri Rajasa. _Killing ground._ Kalau ada lemparan batu, tentara bisa bereaksi dengan cara tempur. Dan citra TNI hancur. Gratis.

BACA JUGA :  Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024 Sukses Ditutup dengan 6 Pemenang

Polisi pun main standar ganda. Di satu titik mereka keras, di titik lain mereka diam. Fasilitas vital dibakar, gudang senjata Gegana hampir jebol. Setelah itu gampang saja: dilempar isu “ini ulah Anarko”. Padahal orang intel tahu, itu kerja preman-preman terlatih, bukan kelompok ideologis.

Bahaya yang lebih halus: informasi ke Presiden. Menurut Sri Rajasa, semua disaring lewat satu pintu. Akibatnya Prabowo seperti melihat air tenang di permukaan, padahal arus deras di bawahnya. _“Presiden bisa dibungkam bukan dengan mulutnya, tapi dengan informasi yang dipoles,”_ katanya.

Jadi garis besarnya begini:

BACA JUGA :  Dukung Polri Kawal Pilkada Damai, Sekum Mahasantri Banten: Butuh Kolaborasi

Riza Chalid: pendana, balas dendam lama.

Geng Solo: operator, mengatur lapangan.

Prabowo: target akhir.

Kalau rantai ini dibiarkan, ujungnya jelas: DPR lumpuh, TNI rusak citra, dan Presiden kehilangan legitimasi.

Lalu apa solusinya? Sri Rajasa menyarankan tiga hal cepat :

1. Putus _bottleneck_ informasi. Presiden harus punya tim kecil yang memberi laporan langsung, apa adanya.

2. Tarik Kostrad dari jalan. Demo itu urusan polisi, bukan pasukan tempur.

3. Amankan DPR. Bukan karena anggota dewan istimewa, tapi karena DPR adalah jantung demokrasi.

Sisanya: buru aliran uang, tindak operator lapangan, dan beri isyarat tegas pada publik. Kalau itu dilakukan, bara di jalan akan padam.

Karena demo ini bukan demo biasa. Ini demo dendam. Dendam koruptor. Dan targetnya: Presiden sendiri.***

Follow WhatsApp Channel jatimaktual.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ady Kriesna Kembali Pimpin Golkar Bondowoso, Ali Mufthi: Legasinya adalah Anak Muda!
Pemkab Bondowoso Siapkan Strategi Efisiensi, Jawab Kritik DPRD soal P-APBD 2025
Fraksi PKB Bondowoso Soroti Kenaikan PAD Rp23,9 Miliar, Dukung Program Rantas dan Perluasan BPJS
Di Tengah Era Digital, Gus Rivqy Ajak Masyarakat Jember Amalkan Empat Pilar MPR RI
Analisis Kondisi Objektif Kekuatan Politik Jokowi dan Wapres Gibran Rakabuming Raka Pasca Pilpres 2024
Tragedi Runtuhnya Kepercayaan Rakyat
Syafrudin Budiman Desak Pimpinan PAN Dukung RUU Perampasan Aset
ARPG Jawa Timur: Prabowo Subianto Harus Bangkit, Rakyat Siap Mengawal!

Berita Terkait

Sabtu, 20 September 2025 - 22:38

Ady Kriesna Kembali Pimpin Golkar Bondowoso, Ali Mufthi: Legasinya adalah Anak Muda!

Kamis, 18 September 2025 - 23:36

Pemkab Bondowoso Siapkan Strategi Efisiensi, Jawab Kritik DPRD soal P-APBD 2025

Rabu, 17 September 2025 - 19:14

Fraksi PKB Bondowoso Soroti Kenaikan PAD Rp23,9 Miliar, Dukung Program Rantas dan Perluasan BPJS

Minggu, 14 September 2025 - 15:01

Di Tengah Era Digital, Gus Rivqy Ajak Masyarakat Jember Amalkan Empat Pilar MPR RI

Jumat, 12 September 2025 - 20:17

Analisis Kondisi Objektif Kekuatan Politik Jokowi dan Wapres Gibran Rakabuming Raka Pasca Pilpres 2024

Berita Terbaru