Jatim Aktual, Opini – Di abad ke-21 ini, rasa gengsi karena tidak kuliah di PTN sudah seharusnya menjadi kenangan usang. Nyatanya, memilih PTS berkualitas bukanlah tanda kegagalan, melainkan sebuah keputusan cerdas yang menunjukkan pemahaman akan esensi pendidikan, pengembangan diri dan relevansi kompetensi. Kebanggaan sejati tidak lahir dari label institusi, melainkan dari prestasi akademik, pengalaman berharga, dan kesiapan untuk berkontribusi nyata di dunia kerja yang dinamis.
Selama ini, narasi seputar perguruan tinggi kerap menempatkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai puncak impian, sementara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seringkali dianggap sebagai pilihan cadangan. Pandangan ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga menutupi potensi besar dan keunggulan spesifik yang ditawarkan oleh banyak PTS berkualitas di Indonesia. Anggapan bahwa PTS selalu berada di bawah bayang-bayang PTN adalah sebuah mitos yang perlu dibongkar demi membuka wawasan baru tentang pilihan pendidikan tinggi.
Secara kronologis, dominasi PTN dalam persepsi publik bermula dari sejarah panjang lembaga-lembaga ini yang didirikan oleh negara dan acap kali menjadi pionir dalam berbagai bidang ilmu. Kondisi ini diperkuat oleh citra seleksi yang ketat dan biaya pendidikan yang relatif terjangkau bagi sebagian masyarakat, menjadikannya simbol prestise akademik. Namun, secara sosiologis, pandangan ini kini mulai tergerus oleh fakta di lapangan. Banyak PTS telah berkembang pesat, menawarkan program studi inovatif, fasilitas modern, dan jaringan industri yang kuat, bahkan beberapa di antaranya telah mencapai akreditasi unggul yang setara atau melebihi PTN tertentu. Ironisnya, di tengah kondisi ini, stigma “pilihan kedua” masih saja melekat kuat di benak sebagian besar siswa dan orang tua, dipengaruhi oleh tekanan sosial dan persepsi gengsi yang sulit dihilangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data terbaru dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pertengahan 2025 menunjukkan bahwa jumlah program studi dan institusi PTS dengan akreditasi A atau Unggul terus meningkat signifikan, mencerminkan kualitas akademik yang tidak kalah dengan PTN. Menurut Dr. Amalia Zahra, seorang pakar pendidikan dari Universitas Indonesia, “Kualitas sebuah institusi tidak lagi semata ditentukan oleh status negeri atau swasta, melainkan oleh relevansi kurikulum, kompetensi dosen, dan keberhasilan lulusannya di dunia kerja”. Hal ini diperkuat oleh riset terbaru dari QS Asia University Rankings 2025 yang mulai menempatkan beberapa PTS terkemuka di Indonesia dalam jajaran top universitas regional, menepis anggapan lama bahwa kualitas unggul hanya milik perguruan tinggi negeri.
Untuk terus meningkatkan kualitas dan potensi mahasiswanya PTS memiliki keunggulan inheren dalam fleksibilitas kurikulum dan responsivitas terhadap kebutuhan industri. Mereka mampu dengan cepat menyesuaikan program studi, membuka jurusan-jurusan baru yang relevan dengan perkembangan zaman, dan menjalin kolaborasi erat dengan sektor swasta untuk memastikan lulusannya memiliki kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja. Inovasi inilah yang memungkinkan banyak PTS mencetak lulusan dengan daya saing tinggi.
Sudah saatnya kita membuang jauh-jauh mitos bahwa PTS selalu “ketinggalan” dibanding PTN. Faktanya, banyak PTS menawarkan teknologi pendidikan, program magang industri yang intensif, dan pengembangan skill set yang relevan dengan tuntutan abad ke-21.
Menjadi generasi yang berkualitas dan berintegritas harus mampu menentukan pilihan yang sesuai dengan skill dan minat yang dimiliki. Ingat, karena hidup itu pilihan, bukan orang lain yang menentukan, pahami dan pelajari secara mendalam agar tidak salah menentukan arah dan tujuan.
Pada akhirnya, opini bahwa PTS adalah “pilihan kedua” hanyalah mitos yang terbukti usang di era saat ini. Kita harus berani melampaui gengsi dan melihat potensi sesungguhnya dari PTS yang telah terbukti mampu memberikan pendidikan berkualitas, relevan dengan industri, dan menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, bagi calon mahasiswa, pilihlah institusi yang paling sesuai dengan minat, bakat, dan tujuan karir anda, karena masa depan cemerlang bukan ditentukan oleh label “negeri” atau “swasta,” melainkan oleh kualitas dan keseriusan Anda dalam menempuh pendidikan.











