Jatim Aktual, Sumenep — Aksi penolakan terhadap kegiatan eksplorasi migas mencuat di depan Kantor Bupati Sumenep, Selasa (25/6), ketika puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kangean (GMK) turun ke jalan.
Demonstrasi ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap rencana survei seismik migas yang akan dilakukan oleh PT Gelombang Seismik Indonesia (GSI) dan PT Kangean Energy Indonesia (KEI) di kawasan Kepulauan Kangean.
Mahasiswa menilai rencana survei tersebut berpotensi besar merusak lingkungan laut dan mengganggu kehidupan masyarakat setempat. Dalam aksi, mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Survei Seismik Migas Kangean” serta menyampaikan kecaman terhadap keputusan pemerintah yang dianggap tidak memperhatikan dampak lingkungan dan sosial.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Aktivitas eksplorasi seismik ini tidak hanya mengganggu ekosistem laut yang rapuh, tetapi juga mengancam sumber penghidupan nelayan serta merusak tatanan budaya masyarakat Kangean yang sudah berlangsung selama ratusan tahun,” ujar salah satu orator dari GMK dalam aksi tersebut.
GMK juga menyoroti minimnya kontribusi PT KEI terhadap pembangunan di Kangean. Menurut mereka, kebutuhan dasar seperti fasilitas kesehatan dan infrastruktur jalan masih belum terpenuhi, memaksa warga melakukan perjalanan panjang ke wilayah daratan untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Dalam pernyataan sikapnya, GMK menegaskan tiga poin utama:
- Mendesak pemerintah pusat untuk membatalkan seluruh kegiatan survei seismik migas oleh PT GSI dan PT KEI di Pulau Kangean.
- Meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep mencabut seluruh bentuk persetujuan atas kegiatan eksplorasi migas di wilayah Kangean.
- Menuntut pemerintah mengeluarkan sikap resmi penolakan terhadap survei seismik migas di Kangean sebagai bentuk keberpihakan kepada rakyat, bukan korporasi.
Mereka juga menyayangkan sikap diam pemerintah daerah yang dinilai bertentangan dengan tanggung jawab konstitusional dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami menolak kehancuran. Jangan bungkus eksploitasi dengan dalih pembangunan jika yang terjadi justru ketimpangan dan kerusakan lingkungan,” tegas GMK dalam pernyataan tertulisnya.
Aksi tersebut berlangsung tertib dengan pengamanan dari aparat kepolisian. GMK menyatakan akan terus memperjuangkan isu ini dan mengajak seluruh masyarakat sipil untuk bersama