Jatim Aktual, Jakarta – Koordinator aktivis Sumsel-Jakarta Harda Belly angkat bicara soal viralnya potongan video mantan Wali Kota Lubuklinggau, Prana Putra Sohe, yang dinilai tidak mencerminkan etika komunikasi pejabat publik karena memperagakan gestur seksual yaitu memasukkan ibu jari diantara jari telunjuk dan jari tengah. Menurutnya, hal itu sebagai upaya untuk menjatuhkan kredibilitas dan integritas Prana Putra Sohe.
“Memotong video dan mengkaburkan konteks pembahasannya itu biasanya dilakukan oleh buzzer atau orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan marwah seseorang,” kata HB dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).
HB mengaku sudah melihat videonya dan menuturkan bahwa Prana Putra Sohe hanya menjawab pertanyaan seseorang yang ikut live Tiktok tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau mau bicara soal kebenaran secara ilmiah, apa yang dijawab oleh Kak Prana sangat sesuai dengan ilmu medis namun dipersoalkan karena melanggar etika komunikasi publik yang sebenarnya bisa diperdebatkan,” ujarnya.
“Jangan membesarkan-besarkan sesuatu penilaian yang sangat subjektif dan bisa diperdebatkan apalagi mempengaruhi opini publik hanya dengan potongan video,” imbuhnya.
HB berharap tidak ada lagi framing di media yang menyudutkan Prana Putra Sohe dalam potongan video yang konteksnya hanya menjawab pertanyaan.
“Sudahlah tidak usah lagi di besar-besarkan, stop framing negatif yang sebenarnya dalam video itu dijawab dengan penuh canda tawa dan dalam dunia medis pun benar sekali,” jelasnya.
Bahkan HB menyayangkan orang yang memotong video live di apalikasi tiktok tersebut dan menyebar luaskan dengan framing negatif.
“Seperti sengaja mengulik kehidupan Kak Prana dan mencari celah untuk menjelek-jelekkannya,” tuturnya.
“Memang harus diakui, sosmed bisa digunakan untuk menjatuhkan krediblitas dan integritas seseorang,” tandasnya.