Jatim Aktual, Bondowoso – 14 Juni 2025 Dalam rangka merawat tradisi keilmuan dan mempererat ukhuwah kader, PMII Rayon Rabi’ah Al-Adawiyah Komisariat RBA. IAI At-Taqwa Bondowoso menggelar Ngaji Kitab Aqoid Saeket dan Anjangsana I pada Sabtu (14/6), bertempat di kediaman Sahabat Bagus, Desa Kajar, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso.
Acara yang berlangsung dari pukul 09.30 WIB hingga 12.30 WIB ini diisi dengan rangkaian kegiatan: pembacaan Tawassul bil Batin, pelantunan syair Aqoid Saeket, ngaji dan bedah kitab, serta diskusi interaktif. Hadir sebagai pemateri utama, Rifky Gimnastiar memberikan penjelasan mendalam seputar isi dan nilai-nilai dalam kitab klasik berbahasa Madura tersebut.
Kitab Aqoid Saeket merupakan karya monumental yang ditulis oleh KHR. Syamsul Arifin dan dilanjutkan oleh putranya KHR. As’ad Syamsul Arifin, dua ulama besar sekaligus pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo. Karya ini dirancang sebagai sarana dakwah dan pendidikan tauhid bagi masyarakat Madura, khususnya yang masih awam, agar lebih mudah memahami ajaran-ajaran pokok Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“KHR. Syamsul Arifin menulis hingga bait “Ampon gennak Saeket aqoid”, lalu dilanjutkan oleh KHR. As’ad Syamsul Arifin sampai akhir.”
Rifky juga menjelaskan makna Bismillahirrahmanirrahim sebagai pembuka kitab. Ia menegaskan bahwa menyebut nama Allah adalah awal dari segala amal baik, “Ar-Rahman” merujuk pada kasih sayang Allah yang meliputi seluruh makhluk, sedangkan “Ar-Rahim” khusus bagi hamba-Nya yang beriman dan taat.
Dalam penjelasan tauhid, ia menekankan pentingnya kesaksian sebagai fondasi keimanan:
“La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah adalah inti keyakinan. Tanpa tauhid, semua ibadah kosong makna. Ini penting dipahami, bukan sekadar dihafal.”
Ia pun menyinggung toleransi Islam sebagaimana tercermin dalam ayat Al-Kafirun: “Lakum dinukum waliyadin” yang menunjukkan bahwa dalam Islam, keyakinan tidak boleh dipaksakan, namun tetap dijaga kemurniannya.
Rifky juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya diakui oleh umat Islam, tetapi juga oleh kalangan non-Muslim. Ia mencontohkan buku “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” karya Michael H. Hart, di mana Nabi Muhammad menempati urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah.
“Islam bukan warisan semata dari orang tua kita. Bersyukurlah, tapi jangan berhenti di situ. Pelajari, hayati, dan amalkan. Tauhid itu pondasi, bukan hiasan,” tegas Rifky.
Sesi diskusi diwarnai pertanyaan reflektif dari Sahabat Amrozy tentang bagaimana mengamalkan nilai-nilai keislaman secara nyata, agar tidak berhenti sebagai teori semata.
Sebagai penutup, Ketua PMII Rayon Rabi’ah Al-Adawiyah, Sahabat Bagus, menyampaikan bahwa kegiatan Anjangsana ini akan terus berlanjut sebagai bentuk gerakan sosial-kultural dan keilmuan di tengah kader.
“Anjangsana dan ngaji kitab ini adalah bentuk konkret pengamalan nilai-nilai Aswaja dan komitmen kader PMII dalam menjaga warisan ulama serta memperkuat fondasi spiritual,” pungkasnya.
Sumber Berita : PMII Rayon Rabi'ah Al-Adawiyah











