Jatim Aktual, Bondowoso. — PJ. Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Bondowoso, Hj. Anisatul Hamidah, S.Ag., M.Si., M.Kn., hadir sebagai sosok inspiratif dalam kegiatan Pemotongan Qurban dan Peresmian Sumur Bor di Dusun Gayam, Desa Purnama ia juga merupakan Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) Korda Bondowoso. Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), Yayasan Al-Aqsha Purnama, KAUJE Korda Bondowoso, Mahasiswa Pena Bangsa IAI At-Taqwa Bondowoso, dan PMII Rayon Averroes.
Dalam sambutannya, Hj. Anisatul Hamidah menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat desa. Ia mengapresiasi budaya lokal seperti “Nampong Nyior” yang menjadi simbol kuat kebersamaan masyarakat saat ada hajat besar.

“Warga Gayam ini luar biasa. Mereka Tringginas—bukan hanya tampan secara fisik, tetapi juga penuh semangat dan kepedulian sosial. Kita menyembelih bersama, masak bersama, dan yang paling berharga adalah merasakan kebersamaan itu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
PJ. SEKDA juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada YDSF dan para mitra yang telah hadir membantu tanpa pamrih. “Orang lain saja bisa berempati kepada kita, meskipun belum mengenal kita. Maka kita harus menjaga semangat saling tolong-menolong ini agar terus tumbuh,” tambahnya.
Di hadapan warga, Hj. Anisatul juga menekankan pentingnya pendidikan, khususnya bagi generasi muda. Ia mengajak masyarakat untuk tidak terburu-buru menikahkan anak-anaknya, tetapi mengutamakan kelanjutan pendidikan. “Kalau ada keterbatasan ekonomi, sampaikan. Insyaallah, kami dari pemerintah juga YDSF akan mencarikan solusi pendanaan,” tegasnya.
Tak hanya fokus pada aspek sosial dan pendidikan, PJ. SEKDA juga mengajak masyarakat memikirkan strategi kemandirian ekonomi. Ia menggagas program sederhana: menanam lima pohon alpukat di setiap rumah.
“Bayangkan, lima tahun ke depan Dusun Gayam bisa menjadi pusat produksi alpukat. Kita bisa menjadi destinasi yang dicari. Jangan sampai nanti yang punya villa, kebun alpukat, atau kates besar adalah orang luar. Warga Purnama harus jadi pemilik utama kekayaan desanya sendiri,” tuturnya dengan semangat.