Jatim Aktual, Bondowoso. 23 Mei 2025 Dalam semangat menghidupkan tradisi intelektual dan budaya berpikir kritis, PMII Rayon Averroes Komisariat RBA IAI At-Taqwa Bondowoso melalui Bidang I Kaderisasi dan Sumber Daya Manusia kembali menggelar forum pekanan bertajuk “Majlis Dialektika” pada Jumat malam (22/5). Kegiatan ini merupakan inisiatif kader Angkatan 24 sebagai komitmen untuk mengadakan kajian seminggu sekali guna meng-upgrade kredibilitas pemikiran kader PMII.
Forum yang berlangsung selepas Isya’ hingga pukul 22.30 WIB tersebut mengangkat tema “Kesetaraan Gender dalam Prespektif Sejarah, Islam, dan Realitas Sosial”. Diskusi mencakup berbagai topik penting seperti kisah Adam dan Hawa, peran Nabi Muhammad SAW dalam mengangkat derajat perempuan, kiprah RA Kartini, Khofifah Indar Parawansa, hingga Najwa Shihab sebagai tokoh-tokoh perempuan yang memperjuangkan martabat kaumnya di zamannya.
Kritik sosial terhadap fenomena perempuan muda di media sosial, khususnya TikTok, juga menjadi bahasan hangat. Fenomena ini dinilai sebagai bentuk penurunan martabat perempuan yang dilakukan oleh diri mereka sendiri tanpa intervensi laki-laki.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rifky Gimnastiar, Ketua PMII Rayon Averroes, menegaskan pentingnya membangun sudut pandang yang jernih terhadap perempuan di era digital. “Jangan memandang wanita dengan kacamata kotor, setidaknya ketika bersosial media. Lihatlah juga dalam pandangan suci atas keberhasilan wanita-wanita yang dari segi kredibilitas intelektual, emosional, bahkan spiritual bisa menandingi khittah para lelaki seperti RA Kartini, Khofifah Indar Parawansa, Najwa Shihab,” ujarnya.
Sementara itu, Gus Muhammad Ali Faqih, Ketua Bidang III Keagamaan PC PMII Bondowoso, memberikan perspektif keislaman yang mendalam. “Sebenarnya bukan di era sekarang saja wanita berkelakuan merendahkan dirinya. Sejak zaman Nabi Yusuf, Zulaikha sebagai permata wanita termasyhur di Mesir pun pernah tergelincir dalam sejarah kelam ketika menggoda Nabi Yusuf muda,” ungkapnya.
“Majlis Dialektika” tak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga ruang pembentukan karakter intelektual dan spiritual kader PMII. Dengan semangat untuk terus konsisten setiap malam Sabtu, forum ini diharapkan menjadi lumbung lahirnya gagasan-gagasan kritis serta kader yang siap berkontribusi dalam perjuangan keilmuan dan sosial keummatan.