PMII Basis Multitalent dan Rekonstruksi Arah Gerak Kader Era Smart Society 5.0

Rifky Gimnastiar

Jumat, 23 Mei 2025 - 10:58

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Muhammad Rafi Sofyan Putra

(Mahasiswa Aktivist PMII)

Jatim Aktual, Essai. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang lahir berkat pemikiran cendekiawan Muslim dengan haluan Ahlus Sunnah Wal Jamaah An Nahdliyah yang dijuluki dengan julukan khas sahabat, kala itu mencetuskan PMII sebagai Organisasi eksternal mahasiswa untuk eksis dengan output besar memperhatikan kondisi nasional, dan membela kaum termarjinalkan. PMII yang lahir di tahun 1960 dengan spirit organisasi, dan restu para Kiai kala itu, mendeklarasikan bahwa PMII merupakan Organisasi basis kaderisasi. Hingga, saat ini PMII telah membuktkan kepada dunia dengan Organisasi eksternal mahasiswa terbesar di Indonesia.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Revolusi Industri 5.0 hari ini atau yang sering dijuluki era kebangkitan society menjadi fokus terhadap kombinasi antara pendayagunaan beberapa aspek terkait, antara lain manusia, data, serta tekhnologi. Lebih dari itu, fokus yang menjadi output dari era 5.0 mengarah kepada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dari hal itu timbul harapan besar mengenai gaung era smart society bahwa PMII seyogyanya bisa mengisi ruang – ruang kesejahteraan masyarakat.

Dengan banyaknya jumlah kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang tersebar hampir di seluruh Kampus Indonesia, membuktikan eksistensi PMII mencuatkan manuver gemilang dengan berhasil menghegemoni mahasiswa untuk menjadi bagian dari Keluarga Besar PMII. Tidak hanya itu, kader – kader PMII pun mentas di berbagai lingkup kemahasiswaan. Baik dari stakeholder Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) di kampus atau melokomotori gerakan eksternal PMII baik dari struktur pengurus rayon, cabang, komisariat, koordinator cabang, hingga pengurus besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

BACA JUGA :  Ijazah Bukan Segalanya; Petani Berhak Berdasi dan Sarjana Boleh Jadi Kuli

Berlanjut akan buah dari tempaan ala PMII dari mulai masa pengenalan anggota baru hingga pelatihan kader nasional yang menjadi ciri khas peningkatan kompetensi kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tentunya selalu menimbulkan pertanyaan besar, sudah sejauh mana distribusi, dan pembekalan kompetensi ala Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia terhadap kader – kader PMII sesuai dengan tingkatannya. Dewasa ini, dengan berbagai pembaharuan akses tekhnologi yang dengan ini Jepang yang mengawali era smart society 5.0, menjadi tantangan sendiri bagi kader – kader PMII. Secara volunteer, dengan ini maka PMII harus hadir dalam membekali kompetensi, dan persebaran kader sesuai dengan kodrat talenta yang melekat di tiap kader – kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Maka dari, dengan PMII dengan Organisasi basis kaderisasi, diharapkan bisa peka terhadap potensi kader yang beragam untuk mengisi ruang kebermanfaaatan di berbagai lini. Tentunya dari hal ini diperlukan taktik jitu dari pengurus di berbagai tingkatan yang ada dalam PMII untuk merumuskan solusi mahadahsyat dalam upaya membekali kader, hingga menentukan arah gerak kader dengan benturan era masyarakat cerdas 5.0 untuk menadirkan rasa kepemilikan terhadap PMII sebagai rumah besar penghantar kemajuan oleh para kader PMII se antero Nusantara.

BACA JUGA :  Hut Persaja Ke 72 Tahun, Persaja Terus Memperjuangkan Kepentingan Intitusi dan Masyarakat

Hari ini PMII seyogyanya bisa melakukan lompatan inovasi dan gerakan dengan basis kader terbesar se Indonesia. Namun, sangat kurang adanya jika kader yang dilepas kepermukaan tidak memiliki bekal optimal dari PMII. Oleh karena itu, para kader dengan potensi yang berdifferensiasi satu sama lain, harusnya menjadi senjata mutakhir untuk mencuatkan PMII aras tinggi. Dengan ini, PMII dari struktur yang bertingkat seharusnya memetakan kader dengan berbagai potensinya yang beragam, ada yang expert di bidang media, analisis wacana, gerakan, dan masih banyak talenta lainnya. Kemudian, pasca dari itu kekuatan PMII dengan distribusi yang sesuai basis multitalent di era 5.0 bisa optimal sesuai kodratnya. KH. Abdurrahman Wahid sebagai tokoh Nahdlatul Ulama yang juga dengan ini PMII pernah mendawuhakan, “Perbedaan itu fitrah dan ia harus diletakkan dalam prinsip kemanusiaan universal”. Menyambung hal itu, dengan kader – kader PMII multitalent harusnya bisa di distribusikan secara universal sehingga PMII mampu membekali kader sesuai dengan potensinya, dan utamanya multilevel strategis yang dalam hal ini dalam kaderisasi berjenjang di PMII.

BACA JUGA :  Mengenal Lebih Dekat Sahabat Nyin: Agitator Of Internal Organization Control

Berada dalam smart society 5.0 hari ini, seyogyanya para kader PMII memiliki sense of belonging, dan rasa cinta terhadap organisasi wahid Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Berangkat dengan harapan tujuan tangkas tersebut, teringat dengan aforisme warga pergerakan “Menjadi wadah besar, tentunya membutuhkan tenaga besar. Survive membutuhkan adaptasi, dan sukses membutuhkan distribusi kompetensi.”. Maka dengan ini, PMII sebagai rumah besar tentunya membutuhkan tenaga ekstra dalam membekali kompetensi kadernya yang beragam, juga dalam hal ini sebagai upaya adaptasi terhadap era digitalisasi dengan masyarakat cerdas, PMII seyogyanya hadir dalam mendistribusikan kader sesuai potensi yang beragam, sehingga ketika disatukan akan menjadi kolaborasi baik dalam pengamalan entitas value PMII. Ditambah, ketika PMII bisa meleburkan diri dengan media power maka akan semakin timbul public focus terhadap keberadaan gerakan – gerakan ala PMII di Indonesia.

Teori tabula rasa “Manusia dilahirkan dalam keadaan yang kosong bagai kertas putih”. Maka dengan essay ini timbul harapan besar mewujudkan PMII Basis Multitalent dan Rekontruksi Arah Gerak Kader Era 5.0.

Follow WhatsApp Channel jatimaktual.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Benarkah Dunia Sedang Diujung Tanduk ?
Takhtim As-Sanah Ad-Dirosiah MI At-Taqwa Bondowoso: 290 Wisudawan Angkatan XXVI Tahun Ajaran 2024/2025 Diwisuda Khidmat di AIC
Mahasiswa Prodi MPI IAI At-Taqwa Lulus Tugas Akhir Melalui Karya Buku Tokoh Inspiratif: KH. Moh. Soebahar, Potret Sang Pendidik Umat
Investasi dan Pendanaan dalam Wirausaha: Pesan Rektor IAI At-Taqwa Untuk Kader PMII Bondowoso
Hj. Anisatul Hamidah Dorong KOPRI PMII Bondowoso Wujudkan Kewirausahaan Nyata Berbasis Kader
Dialog Refleksi Gerakan Mahasiswa UST: Sorotan atas Pembungkaman Lembaga Kemahasiswaan
Nobar dan Diskusi Film “Ainbo: Spirit of the Amazon” Jadi Wahana Edukasi Alternatif untuk Masyarakat
Transformasi Pendidikan Melalui Benchmarking: Langkah Strategis IAI At Taqwa ke Thursina IIBS dan BBGP Jatim

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 15:51

Benarkah Dunia Sedang Diujung Tanduk ?

Minggu, 22 Juni 2025 - 13:38

Takhtim As-Sanah Ad-Dirosiah MI At-Taqwa Bondowoso: 290 Wisudawan Angkatan XXVI Tahun Ajaran 2024/2025 Diwisuda Khidmat di AIC

Jumat, 20 Juni 2025 - 21:29

Investasi dan Pendanaan dalam Wirausaha: Pesan Rektor IAI At-Taqwa Untuk Kader PMII Bondowoso

Jumat, 20 Juni 2025 - 18:39

Hj. Anisatul Hamidah Dorong KOPRI PMII Bondowoso Wujudkan Kewirausahaan Nyata Berbasis Kader

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:01

Dialog Refleksi Gerakan Mahasiswa UST: Sorotan atas Pembungkaman Lembaga Kemahasiswaan

Berita Terbaru

Karya Tulis

Benarkah Dunia Sedang Diujung Tanduk ?

Minggu, 22 Jun 2025 - 15:51