Jatim Aktual,Probolinggo – Sebanyak 388 kampus dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) mengikuti Kongres ke VIII BEM PTNU se nusantara, bertajuk “Merajut Persatuan Mahasiswa Nahdiyyin Untuk Mendorong Kualitas Pendidikan dan Kemandirian Umat” yang diselenggarakan pada 17–20/5/25 di Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Di hadiri juga oleh sejumlah tokoh penting mulai dari Pengasuh pondhok pesantren nurul jadid, Rektor Universitas Nurul Jadid, Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Wakil Mentri (Wamen) dan Pemerintah Daerah setempat.
Kongres ini menjadi agenda satu periode yakni dua tahunan yang bertujuan untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dalam tubuh BEM PTNU sekaligus memperkuat konsolidasi gerakan mahasiswa Nahdlatul Ulama di tingkat nasional. Acara ini mengusung sistematika persidangan (pleno) sebagai metode utama dalam proses pengambilan keputusan, termasuk pemilihan Presidium Nasional serta Koordinator Wilayah.
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari dengan rangkaian agenda formal dan informal, mulai dari pembukaan kongres, seminar nasional, sidang pleno, forum konsolidasi daerah. Dan di tutup dengan filed trip bromo. Ratusan delegasi mahasiswa yang hadir dari berbagai wilayah Indonesia menunjukkan antusiasme tinggi dan semangat kolaborasi demi kemajuan gerakan mahasiswa PTNU.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam forum persidangan, dialektika yang aktif dan konstruktif terjadi antar peserta. Berbagai gagasan, usulan, dan dinamika perdebatan menjadi warna dalam proses pengambilan keputusan. Meski pada kongres tahun ini tidak adanya pemilihan presnas seperti tahun-tahun sebelumnya penetapan nya langsung di tunjuk oleh PBNU yang dalam hal ini disampaikan oleh bendahara PBNU itu sendiri yakni gus gudfan Arif Ghofur (sapaan akrabnya) menetapkan keputusan yang sangat membingungkan bagi para peserta, beliau langsung menunjuk Achmad Baha’ur Rifqi, beliau adalah presnas pada periode kemarin untuk menjabat lagi sebagai presnas dalam dua periode dengan alasan persatuan dan musyawarah mufakat.
Konflik yang menjadikan adanya dua lisme berada dalam internal BEM PTNU yang berkepanjangan menjadi alasan kenapa hal semacam penunjukan langsung dari PBNU bisa terjadi. Sehingga menimbulkan banyak pertanyaan, khusus nya dari peserta yang merasa di kecewakan terkait keputusan yang sepihak dari PBNU, mengutip dari salah satu perkataan peserta kongres ketika forum pleno berlangsung mereka menanyakan ketidak transparansi keputusan yang ada dalam badan kepengurusan BEM PTNU. mereka kecewa tidak di libatkan dalam pengambilan keputusan sepihak yang di lakukan PBNU, walaupun ini sifat nya demi persatuan.
Harapan kami selaku Dewan Esekutif Mahasiswa yang berafliasi dengan NU, Forum BEM PTNU bisa lebih transparansi terkait dengan keputusan-keputusan yang seharunya melibatkan para peserta kongres untuk pengambilan keputusan apapun termaksuk pemilihan presnas yang teryata telah adanya kordinasi dengan PBNU menghasilkan keputusan bahwa pres baha’ (sapaan akrabnya) untuk kembali menjabat sebagai presiden nasional bisa di sampaikan kepada teman-teman peserta kongres secara langsung dan tidak tertutup karna kami juga bagian dari BEM PTNU itu sendiri. Semoga setelah terpilihnya pres baha’ bisa membawa BEM PTNU menjadi lebih baik kedepan nya dan moment kongres ini bisa menjadi awal dari persatuan pasca konflik.
Hasil akhir dari kongres ini menetapkan Achmad Baha’ur Rifqi sebagai Presidium Nasional BEM PTNU, yang akan memimpin gerakan mahasiswa PTNU di tingkat nasional untuk periode mendatang. Selain itu, Shefty Hasan Khusaini juga resmi terpilih sebagai Koordinator Wilayah Jawa Timur, salah satu wilayah strategis dalam jaringan PTNU.
Kongres Nasional BEM PTNU 2025 diharapkan menjadi tonggak awal bagi arah gerakan mahasiswa PTNU yang lebih terstruktur, solid, dan mampu memberikan kontribusi konkret terhadap pembangunan bangsa serta penguatan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Sekertaris Jendral DEMA UNIIB