Matematika bukan musuh. Ia adalah alat yang luar biasa dalam membantu manusia
memahami dan mengelola dunia. Namun, seperti pisau yang tajam, matematika bisa melukai jika
digunakan tanpa tanggung jawab. Maka, sudah waktunya kita memadukan kecerdasan logika
dengan kesadaran moral. Kita hidup dalam dunia yang sangat bergantung pada model matematika.
algoritma yang digunakan untuk seleksi masuk universitas atau penyaringan kredit perbankan. Jika data yang digunakan memiliki bias — seperti diskriminasi terhadap kelompok tertentu — maka hasil perhitungannya pun ikut bias. Dalam hal ini, matematika bisa memperkuat ketidakadilan sosial tanpa kita sadari.
ini benar secara logika?”, tapi juga “apakah ini baik bagi manusia?”. Matematika harus
dikembangkan dan digunakan dengan mempertimbangkan nilai kemanusiaan, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Matematikawan Cathy O’Neil dalam bukunya Weapons of Math Destruction menyebut algoritma yang bekerja dalam skala besar tanpa transparansi sebagai “senjata pemusnah massal.” Algoritma ini tidak hanya menghitung, tapi juga menilai dan bahkan menghukum, tanpa manusia bisa mengintervensi atau bertanya “mengapa”.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam dunia akademik, bidang yang disebut filsafat matematika mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: apakah matematika ditemukan atau diciptakan? Apa hubungan matematika dengan kebenaran dan keadilan? Apakah setiap hal yang bisa dihitung selalu layak diperhitungkan?.
hanya untuk menghafal rumus, tetapi juga memahami bagaimana matematika digunakan dalam kehidupan nyata dan bagaimana penggunaannya bisa menimbulkan konsekuensi sosial. Ini akan membentuk generasi yang bukan hanya piintar berhitung, tetapi juga bijak dalam berpikir.
matematika digunakan. Tidak cukup kita bertanya apakah suatu rumus “tepat”, kita juga harus bertanya apakah itu “patut”. Tidak semua yang bisa dihitung layak dijadikan dasar pengambilan keputusan, apalagi jika menyangkut kehidupan manusia. Mereka perlu dilatih untuk berfikir kritis, mempertanyakan konteks, dan memahami bahwa angka tidak selalu berbicara netral.
keruntuhan pasar dan krisis ekonomi global. Disinilah pentingnya menempatkan etika didalam matematika. Maka, matematika tidak bisa hanya dinilai dari kebenaran logisnya, tapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa matematika bukan sekedar alat teknis. Ia memiliki kekuatan untuk membentuk kenyataan sosial, dan oleh karena itu, harus digunakan secara bertanggung jawab.
Matematika yang ideal bukanlah matematika yang hanya akurat, melainkan juga adil dan
berpihak pada kemanusiaan. Para matematikawan, ilmuwan data, dan pengambilan kebijakan.
alat kuat, ia harus digunakan dengan hati-hati dan penuh kesadaran moral. Matematika dan
moralitas bukan dua hal yang bertentangan. Justru, kita harus melihat keduanya sebagai mitra tidka cukup hanya dengan membuat model yang benar secara logika.
banyak orang. Karena pada akhirnya, rumus dan angka hanyalah alat. Nilai-nilai manusialah yang
menentukan apakah alat itu membawa manfaat atau malah menjadi bencana. Maka, sudah saatnya kita menggabungkan akal sehat matematika dengan hati nurani sosial demi dunia yang lebih adil dan manusiawi.