BeritaPendidikanSosial

Ketatnya Persaingan Beasiswa, Rektor UNISMA dan Nafia Humaira Ungkap Kesalahan Umum dan Solusinya

Avatar
×

Ketatnya Persaingan Beasiswa, Rektor UNISMA dan Nafia Humaira Ungkap Kesalahan Umum dan Solusinya

Sebarkan artikel ini

Jatim Aktual, Jawa Timur- Setelah lulus, mahasiswa dihadapkan pada tiga pilihan; Bekerja, Melanjutkan Studi, atau Berwirausaha (BMW). Dalam konteks ini, beasiswa menjadi jalur strategis bagi mereka yang ingin menempuh pendidikan lebih tinggi. Namun, banyak mahasiswa gagal meraih beasiswa bukan karena minimnya peluang, melainkan akibat kesalahan yang sering diabaikan.

Isu ini menjadi fokus utama dalam UNISMA Career Days, sebuah acara yang dirancang untuk membekali calon wisudawan dalam menghadapi dunia pasca kelulusan. Acara yang digelar pada 18 Februari 2025 di Gedung Pascasarjana UNISMA lantai 7 ini dipimpin langsung oleh Rektor UNISMA Prof. Junaidi sebagai narasumber utama, dengan Menteri Pendidikan BEM UNISMA, Neni Zulfatun Nafia Humaira yang membersamai diskusi tersebut.

Prof. Junaidi menegaskan bahwa kunci utama dalam memperoleh beasiswa adalah inisiatif mahasiswa dalam mencari informasi. Banyak mahasiswa yang gagal bukan karena kurangnya program beasiswa, melainkan karena tidak proaktif dalam menggali berita dan memahami persyaratan yang ditetapkan oleh masing-masing penyedia beasiswa.

“Informasi beasiswa itu harus dicari, tidak akan datang dengan sendirinya. Saat ini, kami hanya memberi pengantar, karena setiap instansi dan departemen memiliki persyaratan yang berbeda,” paparnya

Ia juga menegaskan bahwa persaingan beasiswa semakin ketat, terutama dari pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa didorong untuk tidak hanya fokus pada beasiswa dalam negeri, tetapi juga menjajaki peluang di luar negeri

“Kompetisi akan semakin ketat jika hanya mengandalkan beasiswa dari pemerintah Indonesia. Jangan terpaku pada satu sumber, beasiswa luar negeri bisa menjadi alternatif. Yang terpenting adalah persiapan yang matang, terutama dalam penguasaan bahasa,” sambungnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Nafia menyoroti kekhawatiran pemotongan anggaran di berbagai kementerian akan berpotensi berdampak langsung pada program beasiswa. Jika anggaran berkurang, kemungkinan jumlah penerima beasiswa juga ikut menyusut.

“Pemangkasan anggaran bisa berdampak pada jumlah penerima beasiswa. Artinya, mereka harus lebih gigih mencari alternatif lain, baik dari lembaga non-pemerintah maupun beasiswa luar negeri, agar tetap bisa melanjutkan studi tanpa terganjal keterbatasan dana,” ujar Nafia.

Sebagai penutup, Prof. Junaidi berpesan kepada mahasiswa untuk terus meningkatkan ilmu hingga ke jenjang magister serta tetap berkhidmah kepada Nahdlatul Ulama.

“Jaga semangat untuk belajar, dan ketika sudah sampai jenjang magister, tetaplah berkhidmah di Nahdlatul Ulama, karena NU membutuhkan orang yang berilmu sekaligus berakhlak baik,” pesannya.

Dengan memahami kesalahan-kesalahan tersebut dan mengambil langkah proaktif, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan peluang mendapatkan beasiswa dan sukses dalam studi lanjut.