Karya Tulis

Rugi 1 Kuadriliun! Mengapa Orang Kaya Masih Korupsi? Analisis Psikologi Manusia

Rifky Gimnastiar
×

Rugi 1 Kuadriliun! Mengapa Orang Kaya Masih Korupsi? Analisis Psikologi Manusia

Sebarkan artikel ini

Oleh : Miftahul Jannah (Pengurus Bid. III Keagamaan KOPRI PMII Rayon Averroes)

Jatim Aktual, Artikel. Baru-baru ini negara mengalami kerugian hingga 1 kuadratriliun Rupiah akibat dugaan korupsi di Pertamina. oknum yang terlibat diduga mengoplos Pertamax dengan pertalite. Hal ini bukan hanya merugikan negara, tetapi dapat merusak mesin kendaraan karena penurunan kualitas bahan bakar. Melansir dari artikel kompas.com estimasi gaji Direktur Utama Pertamina Patra Niaga per bulan mencapai Rp 1,81 miliar. Jumlah ini tentu sangat cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Lantas mengapa mereka masih korupsi?

Menurut persepektif psikologi, alasan mengapa orang kaya masih korupsi karena dipengaruhi beberapa hal diantaranya adalah :

Entitlement mentality atau mentalitas berhak adalah rasa yang mana seseorang merasa Berhak untuk mendapat lebih meskipun sudah memiliki banyak hal.

“Mentalitas ini menumbuhkan benih-benih korupsi yang membuat masyarakat menderita, ” tulis Dhitta dan Sumardianta dalam buku mereka yang berjudul Mendidik Pemenang Bukan Pecundang.

Dalam kasus tersebut kemungkinan besar para koruptor merasa berada di posisi tinggi dan memiliki pengaruh yang besar dalam perusahaan, sehingga mereka merasa pantas mendapat keuntungan lebih bahkan dengan cara kotor sekalipun, contohnya : “Saya berkontribusi besar. Saya sudah bekerja keras, jadi wajar saya mendapat lebih banyak. ”

Selanjutnya adalah kurangnya empati dan psikopati Korporat. Banyaknya kasus korupsi bukan hanya dikarenakan kurangnya kebutuhan, tapi juga dikarenakan pelakunya kerap memiliki karakteristik Dark Triad personality, dalam buku keseimbangan mental karya Bagas Bantara, “Konsep seperti dark triad yang terdiri dari narsisme, psikopati dan machiavelliannisme telah menjadi topik panas dalam memahami Bagaimana Sisi Gelap dapat mempengaruhi perilaku di tempat kerja dan dalam kepemimpinan. ”

Psikopati Korporat adalah orang-orang yang memiliki mental psikopati dan bekerja di dalam lingkungan bisnis atau pemerintahan. Psikopati korporat merupakan salah satu bagian dari dark triad personality yang terdiri dari ; Narsisme yaitu keyakinan berlebihan terhadap diri sendiri, haus pujian dan merasa lebih unggul dari orang lain. Machiavelliannisme yakni sifat manipulatif dan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan. Psikopati yakni kurangnya empati dan cenderung mengeksploitasi sesuatu tanpa rasa bersalah.

Yang terakhir adalah normalisasi dan rasionalisasi dalam suatu lingkungan. Korupsi bisa menjadi hal-hal yang dinormalisasikan, jika seseorang berada di dalam lingkungan sosial yang kerap mempraktekkan hal tersebut dan mereka cenderung melihatnya sebagai sebuah kebiasaan atau hal normal.

Ini bisa juga disebut sebagai fenomena Bandwagon effect. Mengutip dari buku berjudul Technopreneurship. Bandwagon effect adalah kecenderungan masyarakat untuk mengikuti atau memercayai sesuatu karena banyak orang telah melakukan dan memercayai hal yang sama.

Dalam kasus tersebut mereka akan lebih tertarik untuk melakukan korupsi karena mereka juga sering merasionalisasi tindakan mereka dengan alasan seperti : “Semua orang juga melakukan ini. ” Atau “Dia lebih sering melakukannya daripada saya.

Jika seseorang yang memiliki gaji besar masih tergoda untuk mengorupsi uang rakyat, maka ini bukan lagi berbicara soal kebutuhan namun keserakahan. Lantas sampai kapan kita harus menyaksikan negara dirugikan oleh gelintir orang yang tak pernah merasa cukup?