Religi

Keagungan 1 Ramadhan: Awal Perjalanan Spiritual di Bulan Penuh Berkah

Rifky Gimnastiar
×

Keagungan 1 Ramadhan: Awal Perjalanan Spiritual di Bulan Penuh Berkah

Sebarkan artikel ini

Oleh : Mahfud Junaidi, S.Pd (Alumni IAI At-Taqwa Bondowoso)

Jatim Aktual, Bondowoso. Bulan Ramadhan merupakan tamu istimewa yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setiap Muslim merasakan kebahagiaan luar biasa saat bulan penuh berkah ini tiba, karena Ramadhan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga bulan pengampunan, keberkahan, dan kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

1 Ramadhan: Gerbang Keberkahan yang Dibuka Lebar

Tanggal 1 Ramadhan menjadi pintu gerbang menuju perubahan besar dalam kehidupan seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ

“Apabila datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. al-Bukhari, No. 1899; HR. Muslim, No. 1079).

Hadis ini menunjukkan betapa istimewanya bulan Ramadhan. Sejak hari pertama, Allah SWT telah memberikan kemurahan-Nya dengan membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka. Ini adalah kesempatan bagi setiap hamba-Nya untuk meraih rahmat dan ampunan yang luas.

Keutamaan Ramadhan dalam Kitab-Kitab Kuning

Para ulama klasik telah banyak membahas keutamaan bulan Ramadhan dalam kitab-kitab kuning. Salah satu kitab yang banyak dikaji di pesantren, Latha’if al-Ma’arif karya Ibnu Rajab al-Hanbali, menyebutkan bahwa:

إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ اخْتَارَهُ اللَّهُ مِنْ بَيْنِ سَائِرِ الشُّهُورِ، وَجَعَلَ فِيهِ فَضَائِلَ لَا تُوجَدُ فِي غَيْرِهِ، فَمَنْ عَمَّرَهُ بِالطَّاعَةِ زَادَ فِي حَسَنَاتِهِ، وَمَنْ ضَيَّعَهُ فَقَدْ خَسِرَ

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang dipilih oleh Allah dari sekian banyak bulan. Di dalamnya, terdapat keutamaan yang tidak dimiliki bulan lainnya. Siapa yang mengisinya dengan kebaikan, maka amalannya akan dilipatgandakan, dan siapa yang menyia-nyiakannya, sungguh ia telah merugi.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, 2007, Latha’if al-Ma’arif, Kairo: Darul Hadits, hal. 161).

Selain itu, dalam kitab Durratun Nashihin, disebutkan bahwa pada malam pertama bulan Ramadhan, Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat dengan sungguh-sungguh. Para malaikat pun berseru:

يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ

“Wahai pencari kebaikan, majulah! Wahai pencari keburukan, berhentilah!” (Usman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khaubawi, 2003, Durratun Nashihin, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, hal. 66).

Seruan ini mengingatkan kita untuk mengisi bulan Ramadhan dengan amal ibadah, menjauhi maksiat, dan memperbanyak taubat.

Momentum Evaluasi Diri dan Perbaikan Akhlak

Hari pertama Ramadhan bukan hanya soal memulai puasa, tetapi juga momen untuk merefleksikan diri. Dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa hakikat puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu, menjaga lisan, dan memperbaiki akhlak.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Imam al-Ghazali menjelaskan dalam Ihya’ Ulumiddin:

لَيْسَ الصِّيَامُ هُوَ تَرْكُ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فَقَطْ، بَلْ هُوَ كَذَلِكَ تَرْكُ الْمَعَاصِي وَكَفُّ الْجَوَارِحِ عَنِ الذُّنُوبِ

“Puasa bukan hanya sekadar meninggalkan makan dan minum, tetapi juga meninggalkan maksiat serta menahan anggota tubuh dari perbuatan dosa.” (Imam Ghazali, 2012, Ihya’ Ulumiddin, Beirut: al-Hidayah, Juz 2, hal. 230).

Ayat dan penjelasan ini menegaskan bahwa tujuan utama puasa adalah mencapai derajat ketakwaan. Maka, sejak hari pertama Ramadhan, kita harus bertekad untuk menjadikan bulan ini sebagai sarana memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman.

Kesimpulan

Tanggal 1 Ramadhan adalah pintu masuk menuju bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Keutamaannya telah disebutkan dalam banyak hadis dan kitab-kitab ulama terdahulu. Ini adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Aamiin.

Referensi :

  1. Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Darul Ma’rifah, No. 1899.
  2. Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Darul Ihya’ at-Turats al-‘Arabi, No. 1079.
  3. Ibnu Rajab al-Hanbali, (2007), Latha’if al-Ma’arif, Kairo: Darul Hadits, hal. 161.
  4. Usman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khaubawi, (2003), Durratun Nashihin, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, hal. 66.
  5. Imam Ghazali, (2012), Ihya’ Ulumiddin, Beirut: al-Hidayah, Juz 2, hal. 230.