Karya TulisReligi

Bagaimana Puasa Membantu Meningkatkan Kesehatan Mental dan Perilaku

Rifky Gimnastiar
×

Bagaimana Puasa Membantu Meningkatkan Kesehatan Mental dan Perilaku

Sebarkan artikel ini

Oleh : Miftahul Jannah* (Pengurus Bid. III Keagamaan KOPRI PMII Rayon Averroes)

Jatim Aktual. Religi. Bulan Ramadan adalah bulan yang dinanti-nantikan oleh umat islam, pada bulan ini umat Islam melaksanakan puasa , yang merupakan salah satu rukun islam. Puasa sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik seperti menurunkan berat badan, menjaga kadar gula, dan beberapa manfaat luar biasa lainnya. Namun seringkali kita tidak menyadari bahwa ada perubahan mental dan perilaku yang terjadi saat kita berpuasa.

Seorang peneliti di Moskow melakukan penelitian pada seribu penderita kelainan mental termasuk Skinzofernia. Ternyata dengan puasa sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi mental yang bermakna.” Penemuan ini menunjukkan bahwa puasa dapat menjadi salah satu metode terapi dalam kesehatan mental.

Dalam buku 35 manfaat puasa bagi manusia oleh penulis pena kreativitas, menjelaskan tentang dampak besar puasa bagi kesehatan mental. Pada halaman 121 disebutkan bahwa seorang ilmuan mencoba menyembuhkan kejiwaan dengan puasa. Dia membagi subjek eksperimen menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dengan menggunakan obat-obatan, sementara kelompok kedua dengan terapi puasa 30 hari. Dari eksperimen tersebut pasien dengan terapi puasa memperoleh hasil yang lebih baik dalam perbaikan mental.

Puasa dilakukan dengan niat yang benar bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Pendekatan spiritual seperti seperti salat, membaca Alquran dan berdzikir, mampu menenangkan pikiran dan memberikan ketenangan mental sehingga dapat berperan penting dalam mengurangi kecemasan dan ketegangan. Dalam buku Puasa Sebagai Terapi karya Dyayadi (halaman 161), disebutkan bahwa “Puasa bisa mengendalikan emosi, permusuhan, ketegangan, dan kecemasan (anxietas), jika dilakukan dengan benar.”

Selain itu, Puasa melatih seseorang untuk menahan diri untuk tidak meluapkan emosi atau bereaksi secara inklusif. Saat berpuasa seseorang akan lebih sadar akan perilaku dan emosinya sehingga cenderung lebih sabar dan bijaksana dalam menghadapi kondisi-kondisi yang sulit. Hal ini juga didukung oleh kebiasaan berbagi dengan sesama yang dianjurkan dalam Islam selama Ramadan. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa empati, mengurangi permusuhan serta meningkatkan rasa kasih sayang antar sesama.

Dalam buku Hikmah Puasa karya Hamid Sakti Wibowo, hal 9, “Berpuasa dapat membantu seseorang mengurangi stres. Dalam kondisi lapar dan dahaga, tubuh menghasilkan hormon endorfin yang dapat membantu meredakan stres dan membuat seseorang merasa lebih tenang. ”

Secara keseluruhan, puasa tidak hanya memberikan manfaat fisik tetapi juga berdampak positif terhadap kesehatan mental. Dengan berbagai pendekatan spiritual yang kuat, kita bisa mengurangi kecemasan, mendatangkan ketenangan, kesabaran dan menumbuhkan empati terhadap sesama.

Dengan ini, puasa dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan mental dan emosional seseorang.

 

*) Penulis merupakan Mahasiswa Aktif IAI At-Taqwa Bondowoso Prodi Pendidikan Agama Islam dan Juga Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).