Jatim Aktual, Sumenep – Kamis, 31 Oktober 2024 Alert Sumenep Darurat Kepemimpinan tampak mulai merengsek naik di media sosial. Terpantau hingga saat ini, alert dengan tagar #SumenepDaruratKepemimpinan terus mendapat respon kuat dari publik maya. Hingga berita ini dinaikkan, trend positif alert ini terus meningkat dan mendapat respon beragam dari netizen, menggambarkan dinamika politik lokal di Sumenep begitu ketat.
Jika dilihat dari konteks narasi dan isu yang berkembang di dalam kolom komentar Akun Instagram Maduraholic, yakni akun pertama yang mengupload ALERT dengan tagar #SumenepDaruratKepemimpinan, tampaknya gerakan politik Sumenep Darurat Kepemimpinan bermunculan dari orang-orang yang tidak puas dengan kepemimpinan Ahmad Fauzi sebagai petshana di Kabupaten Sumenep.
“Jika kemudian ada ALERT Sumenep Darurat Kepemimpinan di media sosial, mungkin itu bisa disebut sebagai bentuk ketidakpuasan dsn kecemasan masyarakat terhadap kebijakan Fauzi”, buka Shohebul Umam merespon Alert Sumenep Darurat Kepemimpinan yang mulai banyak direspon di Media sosial. Lebih jauh Umam mengatakan bahwa, kesadaran masyarakat terhadapa pola kepemimpinan seseorang saat ini tidak perlu diorkestrasi, karena menurutnya saat ini masyarakat sudah pintar dan sadar politik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hal-hal seperti ini sebenarnya untuk saat ini tidak perlu diorkestrasi. Masyarakat sudah cerdas semua dalam menyikapi politik dan kebijakan. Masyarakat yang sadar akan kepemimpinan yang berintegritas dan jelas keberpihakannya kepada rakyat kecil dengan sendirinya akan lakukan gerakan-gerakan untuk itu”, tambah Umam menyikapi trend naiknya alert di atas.
Beragam komentar pedas terhadap kebijakan petahana dikuliti oleh netizen di kolom komentar akun maduraholi, seperti komentar akun khoirul_an**** menulis
“Fauzi selama 4 tahn terakhir, tidak mampu menjawab kebutuhan masyrakat. Pupuk sangat sulit diakses petani, padahal ketersediaan pupuk di kab. Sumenep relatif besar jika Fauzi serius melawan mafia pupuk dan mau utk berpihak kpd rakyat. Nyatanya, Fauzi cuma main ke tengah swah petani, dikelilingi kamera utk pencitraan saja agar seolah2 merakyat padahal ia hanya memperalat rkayat kecil saja”
Kemudian akun hyt.p*** pun menulis hal senda.
“Banyak kekecewaan yang saya rasakan pada pemerintahan sumenep. Mulai dari infrastruktur yang kurang mendapat perhatian, penambangan dan tambak ilegal, kerusakaningkungan dan pengalokasian anggaran daerah yg kurang transparan”
Dan lebih banyak lagi komentar yang menyorot kebijakan petahana Kabupaten Sumenep. Menurut Umam, sekali lagi, kesadran semacam itu tidak bisa disetting, itu muncul berdasarkan fakta yang disuguhkan oleh pemerintah Sumenep dalam 4 tahun terakhir ini.
“Netizen ini kan sekarang tidak buta terhadap kebijakan. Mereka memperhatikan semua. Pada akhirnya, suguhan kebijakan itu mengkristal menjadi kekecewaan. Maka sangat wajar kemudian apabila ada animo di tengah masyarakat hari ini dalam menyambut kyai Fikri. Masyarakat berswamandiri untuk membiayai kampanye. Muncul ribuan relawan untuk kyai fikri, ini patut disadari sebagai uangkapan rasa kecewa terhadap pemerintah. Jadi, gerakan politiknya menjadi demikian organik tak perlu diorkestrasi”, tutup akademisi yang aktif di Surabaya ini.