Jatim Aktual, Banyuwangi – Pada momentum bulan kelahiran Nabi Muhammad Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STIKES Rustida menggelar “Ngaji Pergerakan”, bertempat di Dsn. Curahleduk, Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. (19/09/24)
Sindi selaku ketua Komisariat menuturkan, sebagai mahasiswa muslim hendaknya memang kita melaksanakan kegiatan semacam ini.
“Selain perayaan maulid ini tidak jauh beda sebagaimana maulid pada umumnya, kita sebagai aktivis PMII juga banyak berdiskusi dan berdialog seputar kelahiran Nabi.” Kata Sindi.
Tak cukup itu, sebagai pemantik jalanya diskusi, juga turut menghadirkan tokoh agama setempat yaitu Gus Mohammad Nabil Widad yang akrab disapa dengan Gus Nabil. Beliau pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Jadid.
Dilain sisi, kata Sindi kegiatan tersebut juga mendapat dukungan positif dari pihak kampus. Terkhusus Ketua STIKES Rustida Ibu Haswita.
“Melalui pesan WhatsApp Ibu Haswita mendoakan semoga acara kita diberikan kelancaran. Hal yang sama juga mendapat respon baik dari Wakil ketua III, Ibu Rizky.” Pungkasnya.
Sahabat-sahabati, lanjut Sindi, “sebagaimana respon baik dari kampus, baik Ibu Haswita (Ketua STIKES Rustida) dan Ibu Rizky Dwi Yanti Yunita (Ketua 3 STIKES Rustida) maka pesan saya, hendaknya kita bersama-sama menebar kebaikan dimanapun berada. Serta memegang teguh prinsip-prinsip ajaran islam ahlussunah wal jamaah serta HARUM—tagline kampus yang kita cintai”, terang Sindi.
Acara dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan mars PMII dan Subbanul Wathon.
Sebagai catatan filosofis peringatan maulid, Gus Nabil berpesan untuk saling menghormati, “Nabi lahir membawa pesan kemanusiaan dan memberikan penghargaan bagi semua makhluk. Tidak dibatasi oleh gender, ras, agama ataupun Golongan. Jadi, saling menghargailah secara proporsional satu sama lain”, ujar Gus Nabil.
Selain itu Gus Nabil juga berharap, “sebagai kader PMII yang punya kelebihan bisa berfikir, hendaknya agar tetap merawat idealisme lewat berpikir kritis atas kemungkaran, bukan justru terlibat dalam sebuah kemungkaran itu sendiri”. pungkasnya.
Acara dilanjutkan dengan melantunkan sholawat bil Qiyam, kemudian ditutup dengan do’a. (*)