Jatim Aktual, Opini – Apa anda pernah merasa kewalahan oleh pikiranmu sendiri?
Apakah anda pernah cemas. Stres karena cemas mengenai tugas dan hal yang anda harus dikerjakan? Dan apakah anda pernah berfikir negatif tentang diri anda dan tentang keadaan anda?
Pikiran buruk merupakan kebisingan dalam hidup seseorang, meskipun banyak orang yang tidak selalu menyadarinya. Terlebih saat masa-masa remaja. Usia dimana masa transisi yang penuh gejolak emosi dan pertumbuhan. Dalam periode ini rentansekali seseorang mengalami fenomena over thinking.
Menurut Ni Nyoman Ari Indra Dewi, M.Psi, Psikologi, overthinking atau berpikir secara berlebihan dapat menjadi sumber utama kegelisahan dan bahkan menjadi gangguan mental yang terjadi pada remaja.Banyak remaja yang mengalami kejadian ini. Mereka dikit-dikit nggak bisa tidur, stress, mager badmood yang disebabkan oleh fikirannya sendiri yang terlalu berlebihan.
Overthinking sendiri bisa diartikan yakni sebuah keadaan seseorang yang memikirkan suatu masalah atau hal secara berlebihan yang mengarah kearah yang negatif. Overthinking ini sebernarnya terjadi ketika memikirkan suatu hal-hal yang belum terjadi.Misalnya, anak sekolah menengah keatas, yang mengalami kecemasan karena ia tidak bisa seperti teman-temannya yang gaul dalam berpenampilan, dalam bersosial. Yang mengakibatkan ia melakukan hal yang membahayakan bagi mereka sendiri.
Suatu kebiasaan yang mengakibatkan remaja saat ini mengalami overthinking yakni rutinitas scrolling media sosial, dimana mereka sering melihat berbagai konten dan menjadikan mereka membanding bandingkan dirinya dengan orang lain. Media sosial kinimenjadi tenpat eksistensi bagi semua orang, seperti perihal kekayaan, kecantikan, keberadaan, kesuksesan, dan lain-lain.
Ada juga yang memandang media sosial hanya dijadikan tempat memamerkan kehidupan, namun semua itu dikembalikan pada pandangan masing-masing. Ada juga yang menjadikan media sosial sebagai tempat dakwah untuk menyalurkan berbagai ilmu dan kegiatan yang positif.
Akan tetapi bagi kaum remaja yang memandang media sosial dari sisi negative, mereka akan sering membanding bandingkan dengan orang lain, merasa ia selalu kurang dalam berbagai hal. Terlebih saat ini jika mengarah pada remaja cewek banyak yang mengalami overthinking perihal kecantikan. Mereka menilai kecantikan seseorang yang ada di media sosial, mengenai warna kulit yang banyak beranggaapan bahwa cantik itu berkulit putih bersih, tinggi yang ideals, rambut lurus, dan lain-lain. Akibatnya mereka akan mudah overthinking untuk bisa menjadi yang sempurna dan memicu adanya gangguan mental.
Menurut Theodorus Alkino Rifaldo Sebo, Dkk di dalam artikelnya yang berjudul Pandangan Masyarakat terhadap overthinking dan relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy dijelaskan bahwa terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan overthinking, di antaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu mencakup pada diri sendiri seperti kondisi fisik, kepribadian dan motivasi.
Faktro eksternal itu mencakup lingkungan sekitar seperti keluarga ataupun kegiatan/pekerjaan. Lingkungan sangat memengaruhi dalam munculnya overthinking pada diri seseorang, sebanyak 74,83% sudah dibuktikan bahwa lingkungan dapat memicu adanya overthinking yang dapat menimbulkan rasa cemas, stres, hingga depresi.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi berlebihan dalam berfikir atau overthinking.
Yang pertama, membatasi cara berfikir kita. Sebenarnya segala sesuatu itu ada batasnya,jika batas tersebut kita terobos maka kecelakaan,kekacauan, dan keburukan tersebut akan mengenai, bukalah kesuksesan. Overtinking bersumber dari otak manusia yang selalu berfikir dengan dimunculkan dengan satu kata yakni “ seharusnya”.
Banyak manusia selalu berfikir bahwa seharusnya begini dan begini. Padahal manusia memiliki keterbatasan dalam berbagai hal. Karena itu cara berfikir manusia diganti dengan kata “semampunya”.
Kedua, memaksimalkan apa yang kita lakukan. Karena jika tidak memaksimalkan apa yang kita lakukan, kita akan diganggu oleh pikiran yakni kata “andaikan”.
Ketiga, sadar bahwa segala sesuatu ada ditangan tuhan. Kita berdoa meminta agar diperbaiki kekurangannya.
Keempat, berdamai dengan keadaan. Berdamai dengan apa yang telah kita lakukan. bisa juga mengisi waktu senggang untuk beribadah. Maupun diwaktu siang dan waktu malam diisi dengan kegiatan yang positif seperti menulis, membaca, dan membuat konten sekiranya kegiatan tersebut dapat membuat berpaling dari fikiran buruk yang menghantui.
Kelima, mencintai diri sendiri dan melakukan kebiasaan sehat seperti makan makanan yang seimbang dan berolahraga. Hindari suatu kebiasaan yang dapat mengakibatkan dampak buruk bai kesehatan fisik dan mental.
Dan mulai saat ini, lihatlah diri kita, pikirkanlah diri kita, menghargai setiap proses yang sudah berhasil kita lalui, karena adanya diri kita yang ada dari awal saat mulai prosesnya.
NAMA: SINTA NURAINI
ANGGOTA HMPS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS KH. MUKHTAR SYAFAAT BANYUWANGI