TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Sosial  

48 Kafilah Kota Surabaya Siap Ikuti MTQ XXIX di Pamekasan

Avatar
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memberikan semangat kepada salah satu calon Kafilah yang akan berkompetisi pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 di Kabupaten Pamekasan. Selasa (2/11/2021). Foto: Humas Pemkot Surabaya.

PAMEKASAN. Pemkot Surabaya mengirim 48 calon Kafilah MTQ dan 14 pembina/official untuk mengikuti MTQ XXIX Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 di Kabupaten Pamekasan.

Peserta akan mengikuti enam cabang perlombaan, yakni cabang Tilawah Al Qur’an (7 kategori), cabang Hifdzil Qur’an atau hafalan Qur’an (5 kategori), cabang Tafsir Al Qur’an (Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris), cabang Fahmil Qur’an beregu (cerdas cermat), cabang Syarhil Qur’an beregu (pidato beregu), dan cabang Khath Al Qur’an (4 kategori).

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memberikan semangat kepada para calon Kafilah yang akan berkompetisi pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 yang diselenggarakan pada 2-11 November 2021 di Kabupaten Pamekasan.

Ia yakin bahwa calon Kafilah Kota Surabaya bisa meraih juara umum. “Saya yakin Kafilah dan pembina dari Kota Surabaya bisa meraih gelar juara umum. Karena sebuah kota itu akan menjadi Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafurz ketika selalu berkumandang ayat-ayat suci Al Qur’an,” kata Eri.

Eri juga mengaku kagum, terhadap para calon Kafilah MTQ XXIX Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021. Sebab, terdapat calon Kafilah yang berusia 8 tahun dan menjadi calon Kafilah termuda. Bahkan, ada pula calon Kafilah dari kalangan disabilitas yang mengikuti ajang tersebut.

Peserta termuda tersebut adalah Fathir Zulfian Alfi dengan usia 8 tahun pada cabang Tartil Putra. Kemudian terdapat peserta tertua, yakni Zamam Suyuti dengan usia 38 tahun pada cabang Qiroat Mujawat Dewasa Putra. Serta, peserta tunanetra adalah Muhammad Ismail pada cabang Tilawah Cacat Netra.

“Saya bangga ada peserta yang terkecil, umur 8 tahun tapi mengikuti Tilawatil Qur’an. Kemudian ada juga yang tunanetra. Inilah yang membuat saya yakin betul, bahwa Surabaya semakin banyaknya Hafidz Qur’an yang mengumandangkan Qur’an maka Surabaya ini akan menjadi kota yang hebat,” tandasnya.